Pengertian Total Quality Management
Pengertian Total Quality Management |
TQM atau Pengertian Total Quality Management (Bahasa Indonesia: manajemen
kualitas total) adalah strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi. Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah "suatu pendekatan manajemen untuk
suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua
anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan
pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta
masyarakat."
Filosofi dasar dari Pengertian Total Quality Management adalah "sebagai efek dari kepuasan
konsumen, sebuah organisasi dapat mengalami kesuksesan."
Kendaraan yang digunakan dalam TQM:
1.
Manajemen Harian
2.
Manajemen Kebijakan
3.
Manajemen Cross-functional
4.
Gugus Kendali Mutu
TQM telah digunakan secara luas dalam manufaktur, pendidikan, pemerintahan, dan industri jasa, bahkan program-program luar angkasa dan ilmu
pengetahuan NASA.
Dalam
era globalisasi dan liberalisasi perdagangan, terjadi berbagai perubahan dalam
hampir semua aspek, misalnya dalam aspek ekonomi, politik, sosial budaya,
teknologi, hukum, hankam, dan aspek lainnya. Berbagai tren baru dalam
lingkungan manufaktur membawa dampak terhadap kualitas.
Kelangsungan
hidup perusahaan sangat tergantung pada kemampuan untuk memberi respons
terhadap perubahan-perubahan tersebut secara efektif. Umumnya perubahan yang
terjadi disebabkan oleh berbagai kekuatan yang ada, baik internal maupun
eksternal.
Ada
empat kekuatan eksternal utama, yaitu karakteristik demografi, kemajuan
teknologi, perubahan pasar, dan tekanan sosial serta politik.
Kekuatan
internal bisa dipengaruhi oleh masalah sumber daya manusia dan perilaku atau
keputusan manajerial.
Pengertian Total Quality Management merupakan suatu konsep manajemen modern yang berusaha
untuk merespons secara tepat terhadap setiap perubahan yang ada, baik yang
didorong oleh kekuatan eksternal maupun internal. TQM lebih berfokus pada
tujuan perusahaan untuk melayani kebutuhan pelanggan dengan memasok barang dan
jasa yang memiliki kualitas setinggi mungkin.
Kehadiran
TQM sebagai paradigma baru menurut komitmen jangka panjang dan perubahan total
atas paradigma manajemen tradisional. Perlunya perubahan total dikarenakan cara
menjalankan bisnis dengan TQM berbeda sekali dengan cara tradisional. Perbedaan
pokok adalah berupa karakteristik yang tercakup dalam unsur-unsur TQM, yang
meliputi:
·
Fokus pada pelanggan eksternal dan internal
·
Memiliki obsesi tinggi terhadap kualitas
·
Pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
·
Adanya komitmen jangka panjang
·
Kerja sama tim
·
Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
·
Perbaikan proses secara berkesinambungan
·
Adanya pendidikan dan pelatihan karyawan yang bersifat bottom-up
·
Adanya kebebasan yang terkendali
·
Adanya kesatuan tujuan
Munculnya
TQM juga dikarenakan adanya kekurangan atau kesalahan dalam menjalankan bisnis
dengan mengunakan pendekatan tradisional. Beberapa kekurangan atau kesalahan
tersebut (Fandy, 1995:329), antara lain sebagai berikut:
1. Berfokus pada jangka pendek
2. Cenderung bersifat arogan, tidak berfokus pada pelanggan
3. Memandang rendah kontribusi potensial karyawan
4. Menganggap bahwa mutu yang lebih baik hanya dapat dicapai
dengan biaya yang tinggi
5. Mengutamakan bossmanship bukan leadership
Hasil
analisis yang dilakukan Benson (et al., 1991) (dalam Hessel, 2003:81) persepsi
manajer mengenai manajemen kualitas ideal dan actual dengan instrument tentang
delapan area kritikal manajemen kualitas, yaitu peran kepemimpinan, kebijakan
kualitas, training product service design, manajemen kualitas pemasok, data
kualitas dam pelaporan serta hubungan karyawan. Alat analisis digunakan adalah
regresi berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa organizational quality context
ternyata mempengaruhi persepsi manajemen kualitas actual maupun ideal.
Pengaruh
penerapan TQM pada kinerja organisasi (Hessel, 2003:84) meliputi atas berikut
ini.
1. Proses desain produk.
2. Manajemen arus proses.
3. Statistical quality control.
4. Hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
5. Sikap kerja pekerja
6.
Kinerja organisai pada keunggulan kompetitif.
0 komentar:
Posting Komentar